Powered By Blogger

Kamis, 22 Desember 2011

Peranan pers dalam pembangunan nasional

Negara besar seperti Indonesia sudah harus memikirkan bagaimana menciptakan sebuah strategi ampuh untuk mengatasi ketidakseimbangan yang terjadi. Tidak bisa dipungkiri bahwa Negara Indonesia bagian timur mengalami ketertinggalan yang jauh dengan masyarakat pulau jawa. Sangat aneh ketika Indonesia memberitakan bahwa Indonesia menjadi salah satu Negara yang memiliki kekuatan ekonomi dunia yang baru. Akan tetapi sarana seperti sekolah dan rumah sakit saja masih sulit didapat di daerah yang lain. Inilah pembangunan di negeri yang menjanjikan sebuah kehidupan yang layak bagi siapapun penghuninya, namun terasa hampa bagi yang lain. Disinilah kita bertanya kepada pers, apakah tugas sang pilar ke empat sudah maksimal atau belum dalam menyiarkan semangat pembangunan dan kesejahteraan?
Sebagai alat Negara yang mampu menyeimbangkan keadaan Indonesia, sudah sewajarnya media massa lebih cekatan untuk membangun negeri ini. Pers sebagai nyawa media massa sejatinya memang harus terus berupaya melakukan terobosan baru yang lebih ampuh. Sejauh ini peran pers sangat baik untuk menyuarakan percepatan pembangunan kesudut-sudut Negara Indonesia. Namun untuk Negara yang luas dan berpenduduk terbesar ke empat dunia, peran pers belum menampilkan hasil yang maksimal. Lebih dari 700 bahasa dan lebih dari 1000 suku di Indonesia serta beragam kebiasaan dan permasalahan menuntut pers harus lebih berimprovisasi lagi.
Keseimbangan pembangunan masih jauh dari apa yang diharapkan. Fokus media massa hingga hari ini pun masih tertuju di pulau jawa saja, terlebih jawa barat. Pemerintah mungkin merasa bahwa mereka telah bersusah payah membangun negeri yang seharusnya kaya ini. Akan tetapi lagi-lagi di ujung timur Indonesia kembali suara bising golongan yang tidak bertanggung jawab meletus. Papua terus mendesak Indonesia untuk memberikan kemerdekaan bagi seluruh masyarakat papua. Hal ini seharusnya tidak terjadi karena Negara ini menjadi besar juga karena keberadaan mereka.
Perlu disadari pembangunan nasional tidak akan tertata baik bila pembangunan daerah di pelosok tanah air pun masih jauh dari kemajuan. Masyarakat di sebagian daerah di luar pulau jawa menyebutkan bahwa mereka kurang diperhatikan pemerintah. Hal ini jelas memberikan kekecewaan yang mendalam bagi saudara kita di Indonesia sebelah timur sana. Pemerintah mungkin telah mencari solusi terbaik untuk masalah pembangunan yang tidak merata ini. Namun perlu diketahui minimnya pers yang meliput di luar pulau jawa yang membuat keberadaan mereka kurang terpantau. Sehingga dikhawatirkan ada oknum yang memanfaatkan situasi ini untuk keuntungan semata.
Peran media massa terhadap cita-cita pemerintah tidak perlu diragukan lagi, media massa cukup membantu bangsa yang sedang berkembang ini. Namun seperti yang telah saya utarakan, peran media massa belumlah maksimal. Sejauh ini pers hanya memperkenalkan objek wisata di daerah-daerah tanpa pernah menyuarakan apa yang dibutuhkan oeh masyarakat setempat. Sarana pendidikan yang belum baik dari pemerintah, uang asing yang dipakai oleh warga Negara Indonesia di daerah perbatasan dan lain- lain luput dari pemberitaan. Keseimbangan yang tidak dirasakan oleh masyarakat yang lain membuat mereka tertinggal dan merasa Indonesia hanyalah milik satu pulau saja.
Oleh sebab itu pemerintah bersama insan media harus berupaya lebih giat lagi dalam menciptakan Indonesia yang sejahtera. Kesejahteraan ini harus dimiliki bagi seluruh rakyat Indonesia dimanapun mereka tinggal. Pers harus mampu memberitakan semangat pembangunan dengan cara yang persuasif kepada pemerintah daerah serta masyarakatnya. Banyak cara yang bisa membangun Negara ini agar dapat menjadi lebih makmur sentosa. Dengan keberagaman yang bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk keperluan pembangunan.
Media televisi salah satunya yang mampu memberikan keseimbangan bila daya jangkau siaran sudah mampu didapat oleh seluruh rakyat Indonesia. Informasi nasional berhak mereka dapatkan sebagai sudut edukasi. Dengan begitu mereka pun bisa merasakan bahwa Indonesia juga milik kita, bukan Indonesia memiliki mereka. Pendekatan seperti ini adalah modal sederhana yang utama dalam mengkomunikasikan sebuah kesetaraan warga Negara.
Pendekatan masyarakat, pers dan pemerintah harus terjalin dengan baik agar dapat menghasilkan kesejahteraan nyata. Pendekatan komunikasi budaya juga sangat dibutuhkan untuk mensyaratkan suatu sikap yang persuasif, edukatif dan informatif dari semua pihak, agar melalui interaksi positif mereka bisa mengelola potensi daerahnya sendiri. Interaksi yang harmonis memang harus terjalin untuk mengupayakan percepatan pembangunan yang merata di seluruh daerah di Indonesia. Maka dari itu pers sangatlah penting dalam menjalankan tugasnya sebagai kontrol sosial.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar